Minggu, 31 Januari 2021

Peranan Khalifah dalam mengenal tuhan di masa pandemi

 Jauh sebelum masa pandemi ini ada. Saya dan mungkin anda semua sudah terbiasa dengan rutinitas kehidupan dari pagi sampai malam sampai pagi hari lagi. Kali ini saya akan menceritakan apa yang saya alamat dalam kehidupan sehari hari di dunia 🌏 pendidikan, bisa saja d sebut sekolah. Sekolah itu pasti ada murid guru dan sebagainya. Di kelas saya melihat fenomena yang janggal di mana hampir 90% siswa yang belajar itu belum sarapan. Saya telusuri apa penyababnya. Mayoritas mereka malas makan pagi dengan berbagai alasan ada yang beralasan bangunnya kesiangan ada yang beralasan nanti di sekolah jadi pingin buang air besar dan sebagainya. Padahal sarapan pagi sudah disiapkan oleh orang tua siswa itu. Ini mungkin awalan saya menulis apa hubungan sarapan dengan dunia pendidikan apa hubungan sarapan dengan mengenal Tuhan. 

Bila kita berfikir sempit jelas sama sekali tidak ada hubungan antara sarapan dan sekolah dan sarapan dengan mengenal Tuhan. Tapi bila kita berfikir holistik atau Bahasa lain berfikir hologram itu semuanya bertalian satu sama lainnya. Bagaimana mungkin siswa-siswi bisa belajar maksimal bila asupan nutrisinya di pagi hari tidak terisi. Bagaimana mungkin pendidikan akan bisa mencerdaskan anak bangsa bila generasi muda tidak siap secara fisik. Fenomena ini bisa saja terjadi pada diri kita atau keluarga kita atau anak kita. Dengan adanya pandemi ini anak dan orang tuanya mulai di ajarkan kembali saling mengenal satu sama lainnya. Anak belajar menjadi anak orang tua belajar menjadi orangtua. Semua kembali di ajarkan pada tahap yang amat sederhana. Dunia 🌏 diajarkan kembali kepada belajar mencuci tangan. Mencuci tangan merupakan hal paling dasar dalam Thoharoh. Artinya sampai detik ini banyak manusia yang melakukan Thoharoh belum maksimal secara hakikat. Manusia saat ini bersucu itu masih banyak yang sebatas ritual saja. Hanya menggugurkan kewajiban. 

Tidak heran bila saat ini seluruh dunia di paksa untuk mengenal dirinya sendiri dulu. Manusia dipaksa belajar dan memaksimalkan potensi dirinya sendiri karena barang siapa mengenal diri nya berarti akan mengenal Tuhan nya. Saat ini Tuhan melalui mekanisme kerja semestanya mengajak manusia untuk kembali mengenal siapa dirinya dan siapa tuhannya. Bagi yang lolos dalam ujian yang dasar ini akan naik kelas dan diuji lagi ke tahap berikutnya. Bagi yang belum lolos akan ada remedial dalam ujian kehidupan yang dasar ini. 

Dampak yang paling dikhawatirkan saat ini adalah pasca dari pandemi ini. Semoga Allah melindungi setiap umat manusia yang berusaha untuk mencapai ridho nya. Terhindar dari segala konflik global🌎🌍🌏. Aamiin