Sabtu, 06 November 2010

ANALISA KHOOTAMUN NABIYYIN

ANALISA TENTANG AYAT KHATAMANNABIYYIN
I.          Rujukan Surat Al-Ahzab ayat 40:





“Bukanlah Muhammad itu bapak salah seorang diantara laki-lakimu, akan tetapi ia adalah rasul dan nabi paling mulia, dan allah maha mengetahui segala sesuatu.”

II.          Asbabunnuzul – Latarbelakang Turunnya Ayat.
Nabi Muhammad saw oleh karena tidak memiliki anak laki-laki maka beliau mengangkat seseorang menjadi anak angkatnya yang bernama Zaid seorang mantan budak. Tradisi orang Arab ketika itu adalah kedudukan anak angkat seperti anak sendiri,maka dari itu Zaid suka dipanggil “Zaid bin Muhammad”. Setelah dewasa Zaid di nikahkan oleh Rasulullah saw dengan saudara sepupu beliau bernama Zainab,namun karena ada perbedaan status sosial diantara keduanya (Zaid mantan keturunan budak,sedangkan Zainab masih keturunan ningrat ) pernikahan keduanya tidak berlangsung lama.
Atas perintah Allah SWT setelah zaenab diceraikan oleh Zaid maka Rasulullah saw menikahi Zainab. Setelah itu tersiarlah di tengah-tengah kaum Musyrikin cemoohan kepada Rasulullah saw bahwa Rasulullah saw telah menikahi mantan istri anaknya. Maka ketika itu turunlah ayat Khootamunnabiyyin yang berisikan penolakan kepada keyakinan salah orang-orang Musyrik Quraisy, bahwa Muhammad itu bukan bapak dari Zaid, melainkan bapaknya orang-orang yang beriman, bahkan penghulu dari para nabi atau bapak rohani para nabi.

III.          Arti dan makna Khootamunnabiyyin.               
Kalimat “khootaman Nabiyyin”,terdiri dari dua kata yaitu:
1. Khootam
2. Nabiyyin
Kata Khootam memiliki beberapa arti yakni:
a.       Cincin
b.      Materai/stempel
c.       Penutup
Sedangkan kata Nabiyyin merupakan bentuk jamak, yang mengandung arti Para Nabi, sedangkan bentuk tunggalnya adalah Nabi.
Apabila kata Khootam diidhofkan/digandengkan dengan kata jamak, maka mengandung arti paling mulia.Contoh:
1.       Nabi Muhammad saw disebut “Khootaman Nabiyyin”, artinya beliau adalah nabi yang paling mulia dari sekalian banyak nabi-nabi.
2.       Sayyidina Ali diberi gelar oleh Rasulullah saw “Khatamul Auliya”, artinya beliau adalah wali yang paling mulia dari sekian banyak para wali.
3.       Manusia disebut “Khootamul Makhlukaat”, artinya makhluk paling mulia diantara semua makhluk.
     Selanjutnya sebagaimana diawal sudah dijelaskan bahwa kata Khootam juga berarti cicin, Yang   maksudnya  adalah nabi Muhammad SAW perhiasan para nabi.
Khootam juga berarti materai/stempel, jadi Khootamun Nabiyyin itu berarti bahwa nabi Muhammad saw itu materai/stempel para nabi, yakni tidak ada nabi dianggap benar kalau kenabiannya tidak dimateraikan/disahkan oleh Rasulullah saw. Kenabian  semua nabi yang telah lampau harus dikuatkan dan disahkan oleh rasulullah saw. Dan juga tidak seorang pun yang dapat mencapai tingkat kenabian sesudah beliau, kecuali dengan menjadi pengikut beliau (Nabi Ummati).

Rasulullah saw juga dikatakan nabi terakhir/penutup diantara para nabi yang membawa syari’at. Penafsiran ini telah diterima oleh para ulama terkemuka, orang-orang yang suci, dan para waliyullah yang diantaranya adalah Ibnu Arrobi.
Siti Aisyah ra, istri Rasulullah pernah berkata demikian: ”Katakanlah bahwa Dia Rasulullah saw adalah Khootaman Nabiyyin, tetapi janganlah mengatakan tidak akan ada lagi nabi sesudah beliau (hadist riwayat mansyur)
Begitu juga didalam hadist yang diriwayatkan oleh muslim, Rasulullah saw bersabda sampai empat kali tentang nabi Isa yang akan datang: ”Nabiyullah Isa, Nabiyullah Isa, Nabiyullah Isa, Nabiyullah Isa”.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar